Sumber: http://www.piazakiyah.com |
Pemilihan
Duta Bahasa sudah beberapa kali diselenggarakan. Banyak generasi muda yang
antusias dalam mengikuti pemilihan tersebut demi meraih gelar menjadi seorang
Duta Bahasa. Namun, Duta Bahasa bukan hanya gelar semata, karena menjadi
seorang Duta Bahasa berarti siap untuk meneruskan cita-cita Sumpah Pemuda untuk
selalu menjaga dan mencintai bahasa Indonesia.
Selesai
pemilihan pun bukan berarti selesai pula bagi seorang duta bahasa untuk kembali
seperti ‘biasa’. Justru, hal tersebut merupakan awal dari tugas seorang Duta
Bahasa agar terus menularkan semangat dan cinta terhadap bahasa, terutama
bahasa Indonesia. Seperti kisah dari Pia Zakiyah, seorang finalis Duta Bahasa
Jawa Barat 2011 yang meraih penghargaan sebagai Duta Bahasa Berprestasi tahun
2015 berkat pengabdiannya terhadap bahasa dengan mengajar bahasa Indonesia di
Australia.
Pia
Zakiyah lahir di Bandung pada 28 Desember 1990. Dia mengikuti pemilihan Duta
Bahasa Jawa Barat pada tahun 2011. Meskipun tidak keluar sebagai juara, tetapi
Pia merasa sangat beruntung untuk bisa menjadi bagian dari keluarga besar Duta
Bahasa, karena selain mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang berharga, disitu
juga dia dipertemukan dengan berbagai macam orang hebat dengan segudang prestasinya
yang luar biasa.
Pia
yang merupakan lulusan Pendidikan Bahasa Inggris dari UPI ini mendapatkan
kesempatan dari kampusnya tersebut yang bekerja sama dengan Department of Education and Training
Victoria untuk menjadi guru bantu bahasa Indonesia di Australia. Tentu dia
merasa sangat senang dan tidak ingin melewatkan kesempatan emas yang ada
dihadapannya tersebut. Apalagi hal itu juga sejalan dengan pengalamannya
sebagai seorang Duta Bahasa sehingga dapat memperkenalkan bahasa sekaligus
budaya Indonesia di Negeri Kangguru tersebut.
Di
sana dia ditempatkan di kota Geelong yang berjarak kurang lebih 80 km dari kota
Melbourne. Dia menjadi guru bantu bahasa Indonesia bagi anak-anak tingkat
sekolah dasar sampai dengan tingkat menengah atas. Media pembelajaran bahasa
Indonesia di sanapun sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Kelas bahasa
Indonesia dipenuhi dengan beragam gambar, poster, mainan, film, layar
interaktif, komputer, buku-buku, bahkan cinderamata yang didatangkan langsung
dari Indonesia. Kelengkapan fasilitas tersebut juga karena didukung oleh pemerintahnya
yang sangat giat dalam menggalakkan berbagai program agar gemar membaca demi
meningkatkan kualitas masyarakatnya. Tidak hanya untuk bahasa mereka sendiri,
tetapi juga untuk bahasa asing yang mereka pelajari.
Beragam
program imersi untuk siswa dan guru bahasa Indonesia pun diadakan demi membantu
mereka dalam proses pembelajaran. Pia turut terlibat sebagai fasilitator di
dalam program imersi Department of
Education and Training di berbagai daerah di Victoria. Selain itu, dia dan
kedua temannya yang menjadi guru bantu bahasa Indonesia juga sempat terlibat
menjadi pemateri lokakarya dalam konferensi VILTA (Victorian Indonesian Language Teachers' Association).
Banyak
hal menarik yang dia dapatkan selama satu tahun mengajar disana. Beberapa kali
dia menemukan beragam petunjuk atau papan informasi dalam tulisan bahasa
Indonesia, seperti di stasiun sampai di tempat mesin-mesin ATM. Selain itu,
banyak masyarakat disana yang mengerti dan mampu menggunakan bahasa Indonesia
untuk percakapan umum sehari-hari. Hal tersebut tidak aneh karena bahasa
Indonesia merupakan salah satu bahasa yang paling populer dan diajarkan mulai
dari kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.
Begitupun
dengan murid-muridnya ketika diajarkan bahasa Indonesia sangat antusias karena
menurut mereka bahasa Indonesia itu cukup mudah untuk dipelajari. Alasan lain
juga menyebutkan bahwa mereka antusias dalam belajar bahasa Indonesia karena
mereka ingin memakainya saat liburan pada saat ke Indonesia.
Disela-sela
aktivitasnya sebagai pengajar, Pia juga mengajak kepada para calon peserta
untuk mengikuti pemilihan Duta Bahasa ini. “Jangan takut untuk mencoba. Pintu
untuk menuju pengalaman yang berharga akan terbuka jika kita mau mencoba
berkecimpung menjadi Duta Bahasa. Banyak keseruan di dalam komunitas Duta
Bahasa karena kita bertemu banyak teman-teman yang berprestasi. Yuk, jadi Duta
Bahasa!” Ujar wanita yang hobi fotografi tersebut. (RF)
Tentang Penulis:
Firyal Aulia Rahman adalah Duta Bahasa Jawa Barat tahun 2015 yang lahir di Sukabumi pada 7 Juni 1997. Dia merupakan alumni program akselerasi pada saat duduk dibangku sekolah menengah atas. Beberapa prestasi yang pernah diraih diantaranya adalah Juara I olimpiade IPA (2008) dan peraih nilai ujian nasional tertinggi jenjang SMP se-Kota Sukabumi (2012). Saat ini dia sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Teknik Industri di Universitas Gunadarma dan aktif sebagai Staff Humas BEM FTI Universitas Gunadarma.
Apakah kamu Duta Bahasa selanjutnya?
Segera tuangkan pemikiranmu ke dalam esai bertemakan budaya literasi dan tunjukkan bahwa kamu adalah Duta Bahasa selanjutnya! Lihat persyaratannya di sini serta unduh formulirnya di Google Drive, Mediafire, atau 4shared. Jadilah pejuang yang siap menyebarkan virus-virus kebahasaan!
"Berbudaya Literasi, Membangun Bahasa!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar