Jumat, 15 Juli 2016

DUTA BAHASA BERPRESTASI - PIA ZAKIYAH

Sumber: http://www.piazakiyah.com
Pemilihan Duta Bahasa sudah beberapa kali diselenggarakan. Banyak generasi muda yang antusias dalam mengikuti pemilihan tersebut demi meraih gelar menjadi seorang Duta Bahasa. Namun, Duta Bahasa bukan hanya gelar semata, karena menjadi seorang Duta Bahasa berarti siap untuk meneruskan cita-cita Sumpah Pemuda untuk selalu menjaga dan mencintai bahasa Indonesia.
Selesai pemilihan pun bukan berarti selesai pula bagi seorang duta bahasa untuk kembali seperti ‘biasa’. Justru, hal tersebut merupakan awal dari tugas seorang Duta Bahasa agar terus menularkan semangat dan cinta terhadap bahasa, terutama bahasa Indonesia. Seperti kisah dari Pia Zakiyah, seorang finalis Duta Bahasa Jawa Barat 2011 yang meraih penghargaan sebagai Duta Bahasa Berprestasi tahun 2015 berkat pengabdiannya terhadap bahasa dengan mengajar bahasa Indonesia di Australia.

Pia Zakiyah lahir di Bandung pada 28 Desember 1990. Dia mengikuti pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat pada tahun 2011. Meskipun tidak keluar sebagai juara, tetapi Pia merasa sangat beruntung untuk bisa menjadi bagian dari keluarga besar Duta Bahasa, karena selain mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang berharga, disitu juga dia dipertemukan dengan berbagai macam orang hebat dengan segudang prestasinya yang luar biasa.

Pia yang merupakan lulusan Pendidikan Bahasa Inggris dari UPI ini mendapatkan kesempatan dari kampusnya tersebut yang bekerja sama dengan Department of Education and Training Victoria untuk menjadi guru bantu bahasa Indonesia di Australia. Tentu dia merasa sangat senang dan tidak ingin melewatkan kesempatan emas yang ada dihadapannya tersebut. Apalagi hal itu juga sejalan dengan pengalamannya sebagai seorang Duta Bahasa sehingga dapat memperkenalkan bahasa sekaligus budaya Indonesia di Negeri Kangguru tersebut.

Di sana dia ditempatkan di kota Geelong yang berjarak kurang lebih 80 km dari kota Melbourne. Dia menjadi guru bantu bahasa Indonesia bagi anak-anak tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat menengah atas. Media pembelajaran bahasa Indonesia di sanapun sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Kelas bahasa Indonesia dipenuhi dengan beragam gambar, poster, mainan, film, layar interaktif, komputer, buku-buku, bahkan cinderamata yang didatangkan langsung dari Indonesia. Kelengkapan fasilitas tersebut juga karena didukung oleh pemerintahnya yang sangat giat dalam menggalakkan berbagai program agar gemar membaca demi meningkatkan kualitas masyarakatnya. Tidak hanya untuk bahasa mereka sendiri, tetapi juga untuk bahasa asing yang mereka pelajari.

Beragam program imersi untuk siswa dan guru bahasa Indonesia pun diadakan demi membantu mereka dalam proses pembelajaran. Pia turut terlibat sebagai fasilitator di dalam program imersi Department of Education and Training di berbagai daerah di Victoria. Selain itu, dia dan kedua temannya yang menjadi guru bantu bahasa Indonesia juga sempat terlibat menjadi pemateri lokakarya dalam konferensi VILTA (Victorian Indonesian Language Teachers' Association).

Banyak hal menarik yang dia dapatkan selama satu tahun mengajar disana. Beberapa kali dia menemukan beragam petunjuk atau papan informasi dalam tulisan bahasa Indonesia, seperti di stasiun sampai di tempat mesin-mesin ATM. Selain itu, banyak masyarakat disana yang mengerti dan mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk percakapan umum sehari-hari. Hal tersebut tidak aneh karena bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang paling populer dan diajarkan mulai dari kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.

Begitupun dengan murid-muridnya ketika diajarkan bahasa Indonesia sangat antusias karena menurut mereka bahasa Indonesia itu cukup mudah untuk dipelajari. Alasan lain juga menyebutkan bahwa mereka antusias dalam belajar bahasa Indonesia karena mereka ingin memakainya saat liburan pada saat ke Indonesia.

Disela-sela aktivitasnya sebagai pengajar, Pia juga mengajak kepada para calon peserta untuk mengikuti pemilihan Duta Bahasa ini. “Jangan takut untuk mencoba. Pintu untuk menuju pengalaman yang berharga akan terbuka jika kita mau mencoba berkecimpung menjadi Duta Bahasa. Banyak keseruan di dalam komunitas Duta Bahasa karena kita bertemu banyak teman-teman yang berprestasi. Yuk, jadi Duta Bahasa!” Ujar wanita yang hobi fotografi tersebut. (RF)

Tentang Penulis: 
Firyal Aulia Rahman adalah Duta Bahasa Jawa Barat tahun 2015 yang lahir di Sukabumi pada 7 Juni 1997. Dia merupakan alumni program akselerasi pada saat duduk dibangku sekolah menengah atas. Beberapa prestasi yang pernah diraih diantaranya adalah Juara I olimpiade IPA (2008) dan peraih nilai ujian nasional tertinggi jenjang SMP se-Kota Sukabumi (2012). Saat ini dia sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Teknik Industri di Universitas Gunadarma dan aktif sebagai Staff Humas BEM FTI Universitas Gunadarma.

Apakah kamu Duta Bahasa selanjutnya?
Segera tuangkan pemikiranmu ke dalam esai bertemakan budaya literasi dan tunjukkan bahwa kamu adalah Duta Bahasa selanjutnya! Lihat persyaratannya di sini serta unduh formulirnya di Google DriveMediafire, atau 4shared. Jadilah pejuang yang siap menyebarkan virus-virus kebahasaan! 

Jangan lupa ikuti kami di FacebookTwitterInstagram, dan Line (Duta Bahasa Jabar) untuk informasi terkini terkait pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat 2016 dan seputar kegiatan Dubas Jabar.
"Berbudaya Literasi, Membangun Bahasa!"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar