beritabeja.blogspot.com
Dilansir laman Kompasiana pada Rabu (24/06/205), saat ini Bahasa Indonesia telah dipelajari lebih dari 45
negara di dunia. Berbagai pendapat tentang bahasa Indonesia pun beredar di
masyarakat. Namun, apakah pendapat-pendapat yang beredar tersebut merupakan
mitos atau fakta?
1.
Bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Melayu?
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Indonesia yang digunakan dalam
berbagai aktivitas. Dari mana sesungguhnya bahasa Indonesia berasal? Faktanya,
bahasa Indonesia adalah benar berasal dari bahasa Melayu. Awalnya, bahasa
Melayu dibawa oleh para pedagang dan digunakan sebagai bahasa lingua franca
bagi para pedagang yang berasal dari berbagai wilayah. Kemudian bahasa melayu
yang berkembang di Indonesia mengalami berbagai penyesuaian dalam hal kosa
kata, pengucapan, penulisan, dan unsur bahasa lainnya.
2.
Lidah orang Indonesia fleksibel,
sehingga mudah mempelajari bahasa lain?
Perbedaan latar belakang sejarah, politik, dan perlakuan yang berbeda
menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa, peristilahan dan kosakata,
pengucapan, serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang
dipakai. Oleh karena itu, bahasa Indonesia tidak memilki logat
halnya dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia cenderung lebih netral dan tidak
memiliki logat tertentu dalam pengucapannya. Berbeda dengan bahasa lain yang
dibutuhkan penekanan dalam intonasi dan pengucapannya, bahasa Indonesia bisa
dimengerti lewat pengucapan katanya saja.
Pengucapan yang bisa dibilang netral ini membuat lidah orang Indonesia
fleksibel dalam mempelajari bahasa asing. Penutur bahasa Indonesia cenderung
lebih mudah mempelajari dan menyesuaikan pengucapan dengan bahasa asing yang
dipelajari, maka pengucapan yang dihasilkan bisa dikatakan sangat baik. berbeda
dengan bahasa lain yang masih terpengaruh logat bahasa asalnya sendiri. Namun,
lidah yang fleksibel ini bukan hal mutlak dalam hal mempelajari bahasa lain.
Semuanya kembali lagi pada masing-masing individu.
3.
Bahasa Indonesia adalah salah
satu bahasa tersulit di dunia?
Kemampuan penguasaan bahasa berbeda bagi setiap individu atau bergantung
pada individu masing-masing. Selain itu, ada juga tiga faktor utama yang
menentukan tingkat kesulitan bahasa: perbedaan konseptual, perbedaan leksikal,
dan perbedaan grafis dengan bahasa asal.
a.
Perbedaan konseptual
Secara konseptual,
struktur setiap bahasa berbeda-beda. Perbedaan bisa terletak pada pengucapan,
penggunaan idiom, penggunaan register, dan bahasa tubuh dari masing-masing
bahasa.
b.Perbedaan leksikal
Bahasa yang berasal dari
rumpun dan sejarah yang sama akan memiliki struktur dan kosa kata yang hampir
sama. Oleh karena itu, penutur asli bahasa Inggris akan lebih mudah mempelajari
Prancis, Spanyol, Italia, Portugis, Jerman atau Swedia.
c.
Perbedaan grafis
Sistem penulisan dari
masing-masing bahasa juga merupakan suatu kendala dalam mempelajari sebuah
bahasa. Bahasa seperti Jepang, Arab, atau China memiliki tata penulisan yang
berbeda dari bahasa lainnya. Sehingga, mempelajari bahasa-bahasa yang memiliki
tata penulisan yang berbeda akan cenderung lebih sulit dibandingkan dengan
bahasa yang masih menggunakan abjad atau alfabet yang umum.
The Foreign Service Institute (FSI) telah membuat daftar yang menunjukkan
perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahasa tertentu oleh penutur
bahasa Inggris. Hal ini menentukan level kesulitan bahasa berdasarkan FSI.
Indonesia menempati urutan ke tiga tersulit untuk dipelajari oleh penutur asli
bahasa Inggris. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bahasa dan/ atau budaya
bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Jadi, apakah benar bahasa Indonesia adalah salah
satu bahasa tersulit di dunia? Jawabannya YA jika dipelajari oleh penutur asli
bahasa Inggris.
4. Apakah dengan menguasai
bahasa yang sulit berarti secara natural kita lebih pintar?
Faktanya, bahasa yang dimiliki seseorang ternyata sangat berpengaruh
terhadap pola pikir dan perilaku manusia. Setiap bahasa memiliki struktur yang
berbeda yang menyebabkan seseorang lebih mudah ataupun lebih susah dalam
memepelajari suatu hal. Misalnya, pada bahasa Inggris yang menerapkan sistem
lampau (past) dan masa depan (future), orang menganggap yang
sudah terjadi berada di belakang dan yang akan terjadi berada di depan. Hal ini
membuat penutur asli bahasa Inggris cenderung menyondongkan tubuhnya ke depan
ketika memikirkan masa depan dan sebaliknya. Tentunya, setiap bahasa memiliki
strukturnya masing-masing (cognitive toolkit), maka perilaku orang-orang
yang menguasai bahasa yang berbeda akan memiliki kemampuan kognisi yang berbeda
pula. Masing-masing berisi cara mempersepsikan, mengkategorikan dan memaknai
sesuatu dengan cara yang berbeda.
Jadi, apakah dengan menguasai bahasa yang lebih sulit kita akan lebih
pintar? Jawabannya tidak. Mengapa? Karena setiap bahasa dengan strukturnya
menghasilkan kemampuan kognisi yang berbeda-beda. Jadi, seseorang dengan bahasa
A mungkin akan lebih pandai dalam bidang hitung menghitung atau seseorang
dengan bahasa B akan lebuh pandai dalam bidang penentuan arah.
5.
Bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi MEA?
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan kerjasama negara-negara di ASEAN
dalam bidang ekonomi. Guna membentuk hubungan yang baik antar negara,
diperlukan pula komunikasi yang baik. Maka, dibutuhkan satu bahasa sebagai bahasa
resmi untuk menjalin komunikasi yang baik antar negara ASEAN. Saat ini telah
muncul gagasan yang mengusulkan bahasa Indonesia/ bahasa Melayu menjadi bahasa
resmi MEA. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bahwa mayoritas penduduk ASEAN
menggunakan bahasa Indonesia/Melayu. Akan tetapi, hal tersebut masih berupa
gagasan. Faktanya, saat ini bhasa resmi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bahasa
Inggris.
Demikian sekilas mitos atau
fakta mengenai bahasa Indonesia. Jangan lupa untuk tetap berbangga dan terus menjaga
bahasa Indonesia, karena bahasa merupakan identitas suatu bangsa. Mari perdalam
lagi pengetahuan kita mengenai bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar